Rubrik ini terbuka untuk setiap pembaca GROW, baik itu Anak Sekolah Minggu (ASM), Guru Sekolah Minggu (GSM) maupun Orang Tua ASM. Semua orang yang ingin berbagi kisah dan pengalaman hidup bersama Tuhan Yesus, bisa mengirimkan ke:
· kotak pos Komisi Anak , di Sekretariat Sekolah Minggu Lantai 2, atau
· email ke : [email protected]
· kotak pos Komisi Anak , di Sekretariat Sekolah Minggu Lantai 2, atau
· email ke : [email protected]
Oktober 2015
April 2015
Melayani Tuhan itu harus dengan hati yang tulus. Harus dari hati karena pelayanan tidak bisa dengan asal-asalan saja. Pelayanan ini bukan saja hanya melayani sesama manusia, tapi kita melayani untuk kemuliaan Tuhan. Perkenalkan, saya Cyrena Graciella. Saya GSM dari cabang 18.00. Saya mau sharing sedikit soal pelayanan. Menjadi GSM tidak pernah muncul dalam benak saya. Pada awalnya, karena saya merasa terlalu besar untuk ikut dalam SM (waktu itu sampai kelas 8 SMP) akhirnya saya memutuskan untuk kenapa sih ga bantu-bantu disini aja dan melihat bahwa tidak banyak guru yang mengajar disana. Berawal dari keinginan untuk ‘bantu-bantu doang’ atau disebut asisten, berlanjut dengan kedekatan hubungan saya dengan GSM di sore, dan saya merasa nyaman disana.
Sampai kira-kira setahun kemudian, saya ditawari oleh Ko Suwandi untuk ikut Cagur. Itu sempat menjadi pergumulan karena rumah saya yang jauh dari gereja, tapi saya memutuskan okelah kenapa enggak, dan ini menjadi sebuah tantangan untuk saya mengajar di sekolah minggu. Finally, saya ikut Cagur tahun 2014, diikuti dengan ikut Sidi di gereja. Puji Tuhan semuanya bisa saya jalani dalam Tuhan. Nah, yang menjadi masalah adalah ketika masuk ke kelas, saya belum terbiasa untuk pujian dan bercerita. Walaupun memang sebelum masih jadi asisten, sudah disuruh oleh pujian sama rekan sekerja saya, Ci Fully dan Ci Rebecca. Tapi saya masih bingung dalam pemilihan kata yang harus dipilih untuk dibicarakan kepada anak-anak. Apa kata-kata yang harus saya bicarakan agar apa yang saya omongkan bisa menjadi berkat buat mereka.
Sampai sekarang, saya masih belajar gimana bisa ‘cerewet’ di depan anak-anak dengan melihat gimana sih cara GSM yang lain ketika bercerita. Memang pada awalnya saya merasa kesulitan dalam mengurus anak-anak yang berisik dan bawel, lama-lama saya menjadi terbiasa menghadapi mereka. Saya juga bersyukur bisa dipercayakan dalam mengurus ASM, sampai bisa mengurus uang kas di sore. Dan sekarang bisa menjadi bendahara bidang persekutuan. Semua itu gak bisa saya capai dengan sendirinya tanpa bantuan dari koko dan cici sekolah minggu yang lain. Kesan pesannya sih seneng banget dikasih kepercayaan, jadi bisa ngajar sekolah minggu sekarang. Buat temen-temen lain yang mau jadi GSM tapi banyak masalah yang ada, jangan cepat menyerah akan keadaan karena pasti selalu ada jalan terbaik dari Tuhan untuk kita. Selalu semangat dalam mengurus anak-anak karena banyak rekan sekerja Tuhan yang akan terus mendukung kita ^^
Cyrena Graciella (GSM 18.00)
Sampai kira-kira setahun kemudian, saya ditawari oleh Ko Suwandi untuk ikut Cagur. Itu sempat menjadi pergumulan karena rumah saya yang jauh dari gereja, tapi saya memutuskan okelah kenapa enggak, dan ini menjadi sebuah tantangan untuk saya mengajar di sekolah minggu. Finally, saya ikut Cagur tahun 2014, diikuti dengan ikut Sidi di gereja. Puji Tuhan semuanya bisa saya jalani dalam Tuhan. Nah, yang menjadi masalah adalah ketika masuk ke kelas, saya belum terbiasa untuk pujian dan bercerita. Walaupun memang sebelum masih jadi asisten, sudah disuruh oleh pujian sama rekan sekerja saya, Ci Fully dan Ci Rebecca. Tapi saya masih bingung dalam pemilihan kata yang harus dipilih untuk dibicarakan kepada anak-anak. Apa kata-kata yang harus saya bicarakan agar apa yang saya omongkan bisa menjadi berkat buat mereka.
Sampai sekarang, saya masih belajar gimana bisa ‘cerewet’ di depan anak-anak dengan melihat gimana sih cara GSM yang lain ketika bercerita. Memang pada awalnya saya merasa kesulitan dalam mengurus anak-anak yang berisik dan bawel, lama-lama saya menjadi terbiasa menghadapi mereka. Saya juga bersyukur bisa dipercayakan dalam mengurus ASM, sampai bisa mengurus uang kas di sore. Dan sekarang bisa menjadi bendahara bidang persekutuan. Semua itu gak bisa saya capai dengan sendirinya tanpa bantuan dari koko dan cici sekolah minggu yang lain. Kesan pesannya sih seneng banget dikasih kepercayaan, jadi bisa ngajar sekolah minggu sekarang. Buat temen-temen lain yang mau jadi GSM tapi banyak masalah yang ada, jangan cepat menyerah akan keadaan karena pasti selalu ada jalan terbaik dari Tuhan untuk kita. Selalu semangat dalam mengurus anak-anak karena banyak rekan sekerja Tuhan yang akan terus mendukung kita ^^
Cyrena Graciella (GSM 18.00)
Desember 2014
Hai... Hai... Sebagai mantan Anak Sekolah Minggu (ASM) GKI Samanhudi, aku mau sharing nih... Ketika masih duduk di bangku SMP, aku suka banget bermain dan mengikuti pertandingan basket antar sekolah. Suatu hari, senior kami mengumumkan adanya pertandingan basket pada saat menjelang Ujian Negara. Padahal aku dan tim sudah jarang berlatih basket. Malah, beberapa kelas yang sudah mengikuti Ujian Negara banyak yang diliburkan.
Walau begitu, kami tetap tertarik mengikuti pertandingan basket itu. Kami pun melewati babak demi babak dengan baik, dan selalu memenangkan pertandingan. Namun menjelang final, beberapa pemain malah enggan ikut. Padahal mereka sudah dibujuk-bujuk.
Akhirnya, hanya 5 anak saja yang bersedia untuk ikut bertanding, tanpa pemain cadangan. Pertandingan itu dilaksanakan pada tengah hari, saat cuaca sedang sangat terik. Lawan tanding kita pun cukup berat. Trus, Coach kami pun tidak bisa datang. Pada waktu itu, kami sudah hopeless banget… Superduper hopeless!!!
Di saat itulah kami teringat akan pertolongan Tuhan. Kami pun berdoa bersama, “Tuhan, kami mau bertanding basket. Apapun yang terjadi, terjadilah menurut kehendakMu. Kalau kita menang hari ini buatlah untuk tidak menjadi sombong tapi memuliakan namaMu. Dan kalau kita kalah, ajarlah kami untuk tidak kecewa tapi bersyukur. Berkatilah biar nggak ada yang cedera-cedera.... “
Dan mukjizat pun terjadi. Cuaca yang semula panas terik tiba-tiba berubah menjadi mendung dan adem. Sehingga tim kami tidak merasa lelah.
Akhirnya, walaupun tidak ada pemain cadangan, team kami berhasil menang dengan skor 41-9. Padahal lawan kami dikenal sebagai tim yang berat, sulit mengalahkan mereka.
Kami pun bersyukur sama Tuhan. Intinya, apapun masalah kita, kalau kita berserah dan tidak memaksakan apapun dari Tuhan, pasti Tuhan akan membantu dan memberi jalan keluar yang nggak masuk akal. Dan itu so awesome.
Jadi jangan pernah menyerah, berserah aja sama Tuhan! Okayy...?!
Share dari : NN
Hai... Hai... Sebagai mantan Anak Sekolah Minggu (ASM) GKI Samanhudi, aku mau sharing nih... Ketika masih duduk di bangku SMP, aku suka banget bermain dan mengikuti pertandingan basket antar sekolah. Suatu hari, senior kami mengumumkan adanya pertandingan basket pada saat menjelang Ujian Negara. Padahal aku dan tim sudah jarang berlatih basket. Malah, beberapa kelas yang sudah mengikuti Ujian Negara banyak yang diliburkan.
Walau begitu, kami tetap tertarik mengikuti pertandingan basket itu. Kami pun melewati babak demi babak dengan baik, dan selalu memenangkan pertandingan. Namun menjelang final, beberapa pemain malah enggan ikut. Padahal mereka sudah dibujuk-bujuk.
Akhirnya, hanya 5 anak saja yang bersedia untuk ikut bertanding, tanpa pemain cadangan. Pertandingan itu dilaksanakan pada tengah hari, saat cuaca sedang sangat terik. Lawan tanding kita pun cukup berat. Trus, Coach kami pun tidak bisa datang. Pada waktu itu, kami sudah hopeless banget… Superduper hopeless!!!
Di saat itulah kami teringat akan pertolongan Tuhan. Kami pun berdoa bersama, “Tuhan, kami mau bertanding basket. Apapun yang terjadi, terjadilah menurut kehendakMu. Kalau kita menang hari ini buatlah untuk tidak menjadi sombong tapi memuliakan namaMu. Dan kalau kita kalah, ajarlah kami untuk tidak kecewa tapi bersyukur. Berkatilah biar nggak ada yang cedera-cedera.... “
Dan mukjizat pun terjadi. Cuaca yang semula panas terik tiba-tiba berubah menjadi mendung dan adem. Sehingga tim kami tidak merasa lelah.
Akhirnya, walaupun tidak ada pemain cadangan, team kami berhasil menang dengan skor 41-9. Padahal lawan kami dikenal sebagai tim yang berat, sulit mengalahkan mereka.
Kami pun bersyukur sama Tuhan. Intinya, apapun masalah kita, kalau kita berserah dan tidak memaksakan apapun dari Tuhan, pasti Tuhan akan membantu dan memberi jalan keluar yang nggak masuk akal. Dan itu so awesome.
Jadi jangan pernah menyerah, berserah aja sama Tuhan! Okayy...?!
Share dari : NN